Fungsi Safety Line – Di berbagai lingkungan kerja berisiko tinggi, seperti industri konstruksi, pabrik, dan pertambangan, keselamatan menjadi prioritas utama. Salah satu alat penting yang digunakan untuk memastikan keamanan adalah safety line atau garis pengaman. Meskipun tampak sederhana, pemasangan safety line yang tepat dapat mencegah kecelakaan dan membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Dalam artikel ini, kita akan membahas fungsi safety line berdasarkan warna dan lokasinya, serta pentingnya memahami arti warna tersebut dalam konteks keselamatan kerja.
Baca Juga: 7 Fungsi Kacamata Safety Untuk Keselamatan Kerja
Fungsi Safety Line Berdasarkan Warnanya

Salah satu aspek penting dalam penggunaan safety line adalah pemahaman tentang arti warna yang digunakan. Setiap warna memiliki makna dan fungsi spesifik, yang telah ditetapkan oleh standar internasional seperti ANSI (American National Standards Institute) dan OSHA (Occupational Safety and Health Administration).
1. Warna Merah
Warna merah pada safety line menandakan area berbahaya atau situasi darurat. Ini biasanya digunakan untuk membatasi akses ke area yang mengalami kebakaran, kebocoran bahan berbahaya, atau kondisi lain yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Contoh penggunaan safety line merah:
- Membatasi area di sekitar lokasi kebakaran
- Menandai area dengan bahaya radiasi atau kontaminasi
- Mengamankan TKP kecelakaan serius
2. Warna Kuning dan Hitam
Kombinasi warna kuning dan hitam pada safety line menandakan adanya bahaya fisik atau potensi bahaya. Fungsi safety line dengan Warna ini sering digunakan di area konstruksi, pabrik, atau tempat dengan risiko benda jatuh, lubang, atau permukaan yang tidak rata.
Contoh penggunaan safety line kuning dan hitam:
- Membatasi area konstruksi yang sedang berlangsung
- Menandai area dengan lubang atau permukaan yang tidak rata
- Membatasi akses ke area dengan risiko benda jatuh
3. Warna Biru
Warna biru pada safety line biasanya digunakan oleh pihak berwenang seperti polisi atau petugas keamanan. Ini digunakan untuk mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan membatasi akses ke area yang sedang diselidiki.
Contoh penggunaan safety line biru:
- Mengamankan TKP kecelakaan atau tindak kriminal
- Membatasi akses ke area yang sedang diselidiki oleh pihak berwenang
- Memfasilitasi penyelidikan dan penyidikan
4. Warna Oranye dan Putih
Kombinasi warna oranye dan putih pada safety line digunakan untuk mengontrol lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki di sekitar area kerja atau konstruksi. Warna ini dipilih karena mencolok dan mudah terlihat, sehingga membantu meningkatkan visibilitas dan keselamatan di jalan.
Contoh penggunaan safety line oranye dan putih:
- Membatasi area kerja atau konstruksi di jalan raya
- Mengatur arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki
- Menandai area dengan risiko kecelakaan lalu lintas
5. Warna Hijau dan Putih
Meskipun tidak terlalu umum, safety line berwarna hijau dan putih dapat digunakan untuk menandai area yang aman atau bebas bahaya. Warna ini memberikan indikasi visual bahwa area tersebut telah diperiksa dan dinyatakan aman untuk diakses.
Contoh penggunaan safety line hijau dan putih:
- Menandai area yang telah dibersihkan dari bahaya
- Membatasi area yang dianggap aman untuk diakses
- Memberikan informasi visual tentang tingkat keselamatan suatu area
Fungsi Safety Line Berdasarkan Lokasi
Selain warna, fungsi safety line juga berbeda-beda tergantung pada lokasi pemasangannya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai fungsi safety line berdasarkan lokasi:
1. Area Konstruksi dan Renovasi
Di area konstruksi atau renovasi bangunan, safety line berwarna kuning dan hitam berfungsi sebagai pembatas untuk mencegah akses ke area berbahaya seperti lubang, tebing, atau benda jatuh. Pemasangan safety line ini bertujuan untuk melindungi pekerja konstruksi dan masyarakat umum dari risiko kecelakaan.
2. Lokasi Kebakaran atau Insiden Darurat
Saat terjadi kebakaran atau insiden darurat lainnya, safety line berwarna merah sering digunakan untuk membatasi akses ke area berbahaya. Warna merah menandakan bahaya tingkat tinggi dan hanya petugas pemadam kebakaran atau petugas darurat yang diizinkan memasuki area tersebut.
3. Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Dalam penyelidikan polisi, safety line berwarna biru dan putih digunakan untuk membatasi akses ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tujuannya adalah untuk memudahkan proses penyelidikan dan penyidikan dengan mencegah gangguan dari pihak luar yang dapat mengganggu bukti atau jejak kejahatan.
4. Area Produksi atau Pabrik
Di area produksi atau pabrik yang mengandung bahaya seperti kontaminasi udara, tegangan listrik tinggi, atau risiko paparan bahan kimia, safety line berwarna magenta dan kuning sering digunakan. Warna ini menandakan adanya risiko radiasi dan akses ke area tersebut sangat terbatas.
5. Jalur Lalu Lintas
Saat terjadi gangguan atau perbaikan jalan, safety line berwarna oranye dan putih digunakan untuk mengontrol arus lalu lintas, baik kendaraan maupun pejalan kaki. Warna ini berfungsi sebagai sinyal sementara untuk mengarahkan arus lalu lintas dan mencegah kecelakaan.
Pemahaman akan fungsi safety line berdasarkan lokasi pemasangannya sangat penting untuk memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat. Dengan mengetahui fungsi spesifik setiap jenis safety line, kita dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan menghindari risiko kecelakaan atau paparan bahaya.